#_ Until I Found You.

Malam ini pesta megah digelar oleh Kerajaan Hongdae sebagai bentuk perayaan atas terpilihnya penerus Raja di Kerajaan Hongdae.

Kerajaan Hongdae menggelar pesta besar yang dihadiri oleh berbagai kalangan dari rakyat biasa hingga bangsawan. Turut mengundang Raja serta Ratu dari Kerajaan lainnya.

“Huhft… membosankan sekali untukku…” ungkap seorang Ratu dari Kerajaan Heavenfeer. Dia adalah Ratu Airin Gallenia Scott, dikenal dengan Ratu yang sangat hangat dan merakyat.

“Yang Mulia Ratu Airin apakah ingin saya bawakan camilan semacamnya? atau jika merasa bosan Yang Mulia Ratu bisa keluar sebentar dari Istana untuk menghirup udara segar, saya akan menemani Yang Mulia Ratu…” ungkap salah satu Dayang, yang memang bekerja mengabdi untuk Ratu Airin.

“Tidak Sand, kau dan yang lain nikmati saja pestanya. Aku akan berkeliling sendiri selagi pesta dansanya berlangsung.” Ratu Airin tersenyum, kemudian beranjak pergi setelahnya.

Bughhh

“Akhh…”

Airin tidak sengaja menabrak seseorang saat dirinya tengah berjalan dan melihat-lihat sekitar Istana yang ramai dengan tamu undangan yang tengah menikmati pesta dansa.

Airin menunduk, “Maafkan saya Yang Mulia, saya lalai dalam memperhatikan langkah saya sendiri…”

“Tidak masalah…” Airin kembali menunduk sebagai bentuk penghormatannya.

“Ah— selamat untuk anda karena telah menjadi Raja untuk Kerajaan Hongdae…” ucap Airin tersenyum dan kembali memberi penghormatannya kepada Raja William Deandlest.

“Terimakasih… anda Lady Airin dari Kerajaan Heavenfeer bukan?” tanya Raja William memastikan bahwa ia tidak salah mengenali.

“Benar saya Airin Gallenia Scott dari Kerajaan Heavenfeer, senang bisa ikut menghadiri pesta perayaan Yang Mulia Raja…” ucap Airin tersenyum simpul.

William ikut menarik senyum simpulnya, matanya yang tajam dan dalam tak lepas memperhatikan sosok Ratu dari Kerajaan Heavenfeer itu.

“Mau berdansa dengan saya?” William mengulurkan tangan hangatnya, tersenyum tipis menunggu jamuan tangan Ratu dari Kerajaan Heavenfeer itu.

“Ah— maaf sebenarnya saya tidak begitu pandai dalam berdansa…” Airin tersenyum canggung, manik cantiknya memancarkan kejujuran jika dirinya memang tidak begitu pandai dalam hal berdansa.

“Itu akan melukai perasaan saya karena anda menolaknya secara tidak langsung Lady Airin…” William meraih pergelangan tangan Airin kemudian mencium punggung tangan sang Ratu, menarik tipis senyumnya. Airin tersipu karena perlakukan manis Raja Kerajaan Hongdae itu.

William mengikis jarak keduanya, tangannya menuntun tangan Airin untuk menggenggam tangannya.

Langkah keduanya bergerak sesuai alunan musik, meski Airin terlihat sedikit lebih kaku namun itu tak menjadikan Raja William kesulitan untuk membantu Lady Airin menyamai ketukkan langkah kakinya.

Manik keduanya saling bertatapan, Airin merasa geli sendiri karena dirinya yang terlihat kaku saat berdansa. Airin membatin saat dirinya mengagumi dalam diam bagaimana pesona seorang Raja dari Kerajaan Hongdae itu.

Airin tidak berbohong jika dari sekian Raja yang ia kenali mungkin Raja William adalah yang tertampan diantara yang dikenalnya.

“Anda sungguh cantik Lady Airin…” puji William.

“Saya sangat berterimakasih mendengarnya Yang Mulia…” Airin tersenyum lebar dibuatnya.

“Saya sudah lama menunggu ini…” Airin mengerutkan dahinya bingung, tidak paham dengan ucapan Yang Mulia Raja tujukan untuk perihal apa.

“Ah— upacara pengangkatan Yang Mulia Raja?”

Willdan tersenyum menggeleng, “Menunggu berdansa dengan Lady Airin…” Airin membulatkan matanya, sedikit merasa aneh dengan apa yang barusan didengarnya.

Mungkinkah Raja William hanya tengah ingin menggodanya?

“Sekali lagi saya merasa terhormat jika Yang Mulia Raja mengatakannya…”

Setelah itu keduanya diam, hanya mengamati satu sama lain mengikuti alunan musik yang membawa mereka.

“Anda pasti tidak akan percaya jika saya mengatakannya…” William kembali membuka obrolan. Tatapannya kini lebih terlihat sendu memandang Airin.

“Maaf saya tidak mengerti maksud Yang Mulia…”

“Saya mencintai anda Lady Airin…” tiba-tiba saja Yang Mulia Raja William bertekuk lutut dihadapan Airin. Dengan semua mata tertuju kepada mereka berdua.

Kini keduanya menjadi pusat perhatian. Entahlah, Airin merasakan semuanya seperti telah direncanakan. Semua orang yang ada di Istana terlihat mengambil posisi masing-masing seolah tau jika sang Raja akan melakukan ini.

Airin tidak berbohong jika degup jantungnya tiba-tiba berpacu lebih cepat dari pada biasanya. Hal yang tidak ada dalam expetasinya.

“Maukah Lady Airin Gallenia Scott menjadi Ratu saya?”

Seolah seperti sihir, sebuah cincin dikeluarkan oleh William Deandlest tepat setelah mengutarakan perasaannya.

Senyumnya seolah terpancar meskipun degupan jantungnya yang tak kalah memacu. Siapa sangka William Deandlest memang sudah lama memendam rasa pada sang Ratu di Kerajaan Heavenfeer itu.

Keduanya memang jarang bertemu secara langsung, hanya diberbagai kesempatan seperti acara-acara yang digelar oleh Kerajaan.

William yang saat itu tidak memiliki nyali yang kuat untuk mendekatkan diri kepada Ratu Kerajaan Heavenfeer.

William yang memang terkenal kaku dan dingin itu tidak memiliki waktu untuk melakukan pendekatan lebih kepada Airin Gallenia Scott.

“Dihadapan seluruh rakyat saya, masyarakat Hongdae serta seluruh bangsawan yang hadir. Saya melamar anda Lady Airin Gallenia Scott untuk menjadi Ratu saya…”

Airin masih menunggu William menyelesaikan kalimatnya.

“Saya tidak akan menikah dengan wanita manapun jika itu bukan Lady Airin. Saya tidak akan menjadikan wanita lain sebagai Ratu Kerajaan Hongdae jika Lady Airin bukanlah orangnya…”

William masih dalam posisinya, Airin bisa melihat garis matanya yang tajam terlihat berbinar dan penuh ketulusan mengatakannya.

Airin tidak pernah dekat atau menjalin hubungan dengan Raja atau Bangsawan manapun. Selama ini dirinya fokus untuk membenahi Kerajaan Heavenfeer.

Airin hanya pernah menaruh rasa penasarannya, dan itu adalah kepada Raja William Deandlest saat pertemuan antar Kerajaan diadakan. Dan rasa penasaran Airin bersifat sementara, namun bukankah sebuah keajaiban bila nyatanya sang penguasa Kerajaan Hongdae menyimpan rasanya rapat-rapat untuk sang Ratu Kerajaan Heavenfeer.

Jika pernikahan dua Kerajaan ini terjadi, maka akan mencetak sejarah baru didalam tatanan Kerajaan. Bahwa biasanya setiap Kerajaan hanya akan menikah dan memilih pasangan yang satu tanah air dengannya.

“Jika Lady Airin menolak lamaran saya silahkan tundukkan kepala anda, jika anda menerimanya maka genggamlah tangan saya…” ucap William mantap tanpa ada keraguan didalam hatinya, seolah ia sudah menyiapkan kemungkinan terburuk yang akan terjadi.

Airin menghela nafasnya dalam, degup jantungnya masih tidak beraturan. Dihadapan rakyat Hongdae serta para Bangsawan Airin harus memberikan pilihan bijaknya.

Airin menunduk dengan hormat kepada William…

Kemungkinan terburuk itu sudah William pikirkan, dan ia tidak menyangka jika kemungkinan terburuk itu akhirnya menjadi kenyataan.

Raut wajah sang Raja berubah sendu, namun tangannya di genggam erat oleh Airin.

Yang artinya…

Lamaran sang Raja di—terima…

Airin tersenyum lembut, jemarinya mengenggam tangan William erat. Membawa laki-laki itu bangkit dari posisinya.

Tangan kanannya tersalur dengan senyum haru tak memudar dari wajahnya, William sedikit menyimpulkan tawa, setelahnya menyematkan cincin permata cantik itu kepada Ratu Airin Gallenia Scott. Mencium punggung tangan sang Ratu Heavenfeer.

William mengikis jarak keduanya, seolah tau akan berakhir seperti apa antara Willian dan Airin. Airin memejamkan matanya tersenyum, William mencium benda merah muda itu lembut dihadapan rakyat Hongdae serta Bangsawan yang turut hadir.

“I found you… My Queen…” bisik William Deandlest.